Selasa, 03 Mei 2011

MENGHORMATI IBU-BAPAK

Semua agama dan kebudayaan setuju dalam hal keharusan memperlakukan Ibu-Bapak dengan hormat. Tetapi pendekatan Al Qur’an adalah unik. Ketika Allah SWT mengingatkan manusia untuk mematuhiNya dan memujaNya, biasanya diikuti dengan petunjuk untuk mematuhi dan menghormati Ibu-Bapak. Sebagai contoh dalam Luqman 14

Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang Ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Kita tidak boleh lupa bahwa mematuhi hak-hak Allah SWT adalah wajib, hak-hak manusia juga harus diperhatikan. Tetapi dari semua manusia, hak-hak Ibu-Bapak adalah yang terpenting. Al Ahqaf 15 – 18

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang Ibu bapaknya, Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada Ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. Dan orang yang berkata kepada dua orang Ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua Ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka". Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.
Allah SWT telah memerintahkan dan menekankan manusia untuk memperlakukan kedua Ibu-Bapaknya dengan hormat dan mulia. Dari kedua Ibu-Bapak, Ibu mendapat hak lebih besar daripada Bapak karena alasan yang disebutkan pada ayat di atas. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“ Layani Ibumu, kemudian Ibumu, kemudian Ibumu, kemudian Bapakmu, kemudian saudara-saudara terdekatmu kemudian saudara-saudara jauhmu.”
Sesungguhnya, Allah SWT telah memberikan kedudukan yang terhormat dan termulia untuk semua Ibu berdasarkan beberapa alasan:

1. Ibu mengalami penderitaan yang berat ketika sedang hamil dan melahirkan anaknya.

2. Ibu memberikan makanan kepada anaknya baik ketika di dalam kandungan maupun setelah lahir.

3. Biasanya Ibulah yang mendidik anak dan melayani kebutuhan anaknya baik siang maupun malam.

4. Ibu mengajar dan mendidik anaknya. Para psikolog menyebutkan bahwa pelajaran dan pendidikan di masa balita adalah faktor yang sangat menentukan di dalam membentuk kepribadian seorang anak. Terbukti bahwa orang-orang besar dilahirkan oleh Ibu-Ibu yang besar juga.
Di atas segalanya, menghormati seorang Ibu adalah wajib karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk melakukannya. Sayang sekali banyak para Ibu yang menyalahgunakan penghargaan yang diberikan Allah SWT ini. Banyak Ibu yang memaksakan kehendaknya terhadap anak-anaknya dan mereka memilih untuk menuruti kemauan Ibu mereka. Ini menyebabkan peran Bapak menjadi tidak efektif. Sedemikian parahnya sampai sang Ibu bersekongkol dengan anak-anaknya melawan Bapak dalam urusan keluarga, dan struktur keluarga menjadi lemah, bahkan sampai hancur. Para Ibu ini melupakan perintah Allah SWT di dalam Al Qur’an. An Nisa 34

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya , maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Allah SWT telah menurunkan firmanNya di dalam Al Qur’an mengenai kehidupan keluarga lebih banyak daripada aspek-aspek lain karena kestabilan keluarga adalah hal paling penting di mata Allah SWT. Tindak-tanduk yang tidak Islami dari para Ibu ini dan tindakannya menyakiti suami-suaminya adalah sangat merusak. Ini mengurangi pahala bagi Ibu-Ibu ini dari Allah SWT untuk pelayanan lainnya yang dilakukannya untuk keluarganya. Bebarapa Ibu baru menyadari kesalahannya ini di hari tuanya ketika mereka terjebak di dalam masalah keluarga yang diciptakannya sendiri. Sudah terlambat untuk memperbaiki kesalahannya karena kerusakan terlanjur terjadi. Anak-anak yang teramat dicintainya adalah yang paling dirugikan.
Sesungguhnya perbuatan apapun yang menghianati pengajaran Al Qur’an dan Hadits selalu menjadi bumerang bagi para pelakunya. Fathir 43

Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.
Saya yakin banyak yang akan setuju pada analisa di atas tetapi dibutuhkan keberanian yang besar dan kepatuhan kepada Allah SWT untuk menghindari kerusakan yang diciptakan sendiri ini terhadap keluarga dan masyarakat Muslim.
Perintah yang sangat rinci mengenai tugas kita terhadap Ibu-Bapak juga diturunkan di dalam Al Isra 23 - 25

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
Sekali lagi di dalam ayat-ayat ini Allah SWT memerintahkan penghormatan kepada Ibu-Bapak disamping perintahNya untuk memujaNya semata. Oleh karena itu menghormati Ibu-Bapak adalah kewajiban setiap orang. Ada beberapa tradisi yang bisa mendidik kita lebih lanjut dalam hal ini.
Suatu waktu seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Pekerjaan apakah yang dilakukan orang yang sangat dicintai Allah SWT?” Nabi menjawab, “Shalat tepat pada waktunya,” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Nabi SAW menjawab, “Memperlakukan Ibu-Bapakmu dengan baik.” (Bukhari)
Abdullah bin Umar RA meriwayatkan bahwa seseorang meminta ijin Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti jihad. Nabi Muhammad SAW bertanya, “Apakah Ibu-Bapakmu masih hidup?”. Ia menjawab, “Ya, masih.” Muhammad SAW bersabda, “Melayani kedua Ibu-Bapakmu adalah jihad bagimu.” (Bukhari)
Al Qur’an memerintahkan dan menekankan manusia dengan sangat menunjukkan hormat semaksimum mungkin kepada Ibu-Bapak. Ini juga berarti menghormati sanak saudara dan juga Sahabat-Sahabat Ibu-Bapak kita.
Abdullah bin Umar RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kalau engkau menunjukkan hormat kepada teman-teman Bapakmu, sama juga dengan engkau menunjukkan hormat kepada Bapakmu.” (Bukhari)
Pada ayat-ayat Al Isra di atas, Allah SWT telah mengingatkan kita tentang ketidak berdayaan serta ketergantungan total kita terhadap Ibu-Bapak dimasa kecil kita. Ibu-Bapak kita memenuhi semua keinginan kita dengan sukacita dan penuh kasih sayang. Adalah menjadi kewajiban kita untuk memperlakukan Ibu-Bapak kita setara dengan itu.
Walaupun Ibu-Bapak harus dihormati sepanjang waktu, perhatian khusus, timbang rasa dan kasih harus lebih diberikan kepada Ibu-Bapak dimasa usia tua mereka.
Perintah yang rinci dan penting telah difirmankan oleh Allah SWT:

1. Jangan mengucapkan sepatah katapun yang menunjukkan ketidak hormatan terhadap mereka.

2. Jangan membentak mereka.

3. Berbicaralah dengan Ibu-Bapak dengan hormat dan santun.

4. Bersikaplah merendah dan lembut kepada mereka. Kerendahan hati ini akan menunjukkan cintakasih kepada mereka. Kerendahan hati ini harus keluar dari lubuk hati, dan bukan basa basi saja.

5. Tidaklah mungkin seseorang bisa menunjukkan segala bentuk kesenangan kepada Ibu-Bapaknya, karena anda hanya bisa melakukannya sepanjang kemampuan anda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memanjatkan doa berikut:
“ Ya Allah SWT, kasihanilah kedua Ibu-Bapakku sebagaimana mereka mengasihani kami sedari kecil.”
Kita harus selalu memanjatkan doa ini walaupun sesudah kedua Ibu-Bapak kita meninggal. Kita jangan lupa bahwa Allah SWT telah mengajarkan doa yang indah ini bagi kita buat Ibu-Bapak kita tercinta.
Pada ayat diatas, Al Isra 25, Allah SWT menghibur kita bahwa Ia tidak akan menghukum kita bila sesuatu yang kasar telah kita ucapkan kepada Ibu-Bapak kita karena kecerobohan atau kesulitan yang berat, asal kita menyesalinya. Allah SWT mengetahui apa yang terpendam di dalam hati kita.
Umur tua adalah tahap yang sangat sulit dalam hidup ini. Yasin 68

Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian . Maka apakah mereka tidak memikirkan?
Qurtubi menyebutkan kejadian menarik yang diriwayatkan oleh Jabber bin Abdullah RA.
Seseorang menghampiri Nabi Muhammad SAW dan mengeluh bahwa Bapaknya telah mengambil alih seluruh hartanya. Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya, “Jemputlah Bapakmu kesini.” Sementara itu Malaikat Jibril AS menghampiri Nabi Muhammad SAW dan berkata “Bila Bapaknya telah datang, tanyakan kepadanya tentang kata-kata yang diucapkan dalam hatinya bahkan telinganya sendiripun tidak dapat mendengarnya.” Ketika laki-laki muda itu membawa Bapakya, Nabi Muhammad SAW bertanya, ‘Kenapa anakmu mengeluh bahwa kamu telah menguasai seluruh hartanya?”
Sang Bapak meminta Nabi SAW “Tanyakanlah kepada anakku untuk apakah aku menggunakan uangnya selain untuk membiayai kebutuhan bibinya dan diriku?”
Nabi SAW bersabda, “Cukup, semua sudah jelas bagiku.”
Nabi SAW bertanya kepada sang Bapak, “Kata-kata apakah yang selalu kau ucapkan di dalam hati yang bahkan telingamupun tak dapat mendengarnya?”
Sang Bapak heran mendengar ini dan menjawab “Sesungguhnya ini adalah mukjizat bahwa engkau mengetahui hal ini. Memang saya selalu mengucapkan satu puisi di dalam hati, sehingga bahkan telingakupun tidak dapat mendengarnya.” Nabi SAW kemudian memerintahkannya untuk membacakan puisi itu. Bapak ini kemudian membacakan sebuah puisi dalam bahasa Arab yang indah. Terjemahan puisi itu adalah sbb.:
Aku memberimu makan dimasa kecilmu dan mendukungmu bahkan ketika kau telah mencapai usia remaja. Seluruh biaya hidupmu ditanggung oleh punggungku.
Aku sering terbangun semalaman dan sangat gelisah bila kau sedang sakit. Seolah-olah sakitmu adalah sakitku, dan aku menangis sepanjang malam.
Ketakutan atas kematianmu selalu menghantuiku walaupun aku tahu bahwa maut hanya akan terjadi pada saat yang ditentukan dan tidak bisa dihindari sama sekali.
Ketika kau mencapai usia dewasa, sesuatu yang kudambakan, biasanya kau berlaku keras dan mengucapkan kata kasar kepadaku. Engkau bersikap kepadaku seolah-olah kau telah berbaik hati padaku.
Sayang sekali, seandainya kau tidak mau memberikan hakku sebagai Bapakmu, sedikitnya kau bisa memperlakukanku sebagai tetanggamu.
Aku mengharap engkau paling sedikit bisa menunaikan tugasmu kepadaku bagaikan tetanggamu, dan tidak bertindak kikir dalam membelanjakan uangku untuk keperluanku.
Setelah mendengarkan puisi yang menggetarkan ini Nabi Muhamamd SAW mencengkram leher laki-laki muda itu dan bersabda, “Pergi! Dan seluruh hartamu untuk Bapakmu!”
Pada Hadits lainnya, Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW menaiki tangga pertama dari mimbarnya dan bersabda, “Ia menganiayai dirinya seluruhnya”.
Kemudian ia menaiki tangga kedua mimbarnya dan mengulang kalimat itu lagi. Kemudian ia naik ke tangga ketiga dan mengulang kalimat ini untuk ketiga kalinya. Para Sahabat bertanya “Ya Rasul, siapakah yang menganiaya dirinya?” Muhammad SAW menjawab, “Orang yang bertemu Ramadhan tetapi tidak mendapatkan dosanya diampuni Allah SWT. Orang yang tidak mengirim salam kepadaku ketika mendengar namaku disebut. Orang yang masih bisa melihat Ibu-Bapaknya diusia tua tetapi tidak bisa masuk surga.” (Muslim)
Dengan kata lain ketiga hal ini sudah pasti akan membawanya ke surga bila ia mematuhi perintah Allah SWT.
Semoga Allah SWT menumbuhkan hormat kita yang tulus bagi Ibu-Bapak kita di dalam hati kita dan menunjukkan kasih sayangNya kepada mereka seperti Ibu-Bapak kita menunjukkan kasih sayangnya kepada kita ketika kita masih kecil. (Amin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar